02 Oct 2025 • News
Dari Gubuk Reot ke Rumah Layak: Harapan Baru untuk Mulyadi dan Keluarga dari UPZ BANZNAS Semen Padang
26 Views
PADANG (30/9/2025) - Di sudut Komplek Arai Pinang, RT 003 RW 004, Kelurahan Pegambiran Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, berdiri sebuah rumah sederhana yang penuh arti. Rumah berukuran 6x6 meter dengan dinding semi permanen dan satu kamar itu bukan sekadar bangunan, tetapi wujud nyata dari sebuah mimpi panjang pasangan Mulyadi dan Mutia Rani.
Sejak menikah pada 2014, Mulyadi dan Mutia menjalani hari-hari mereka di sebuah gubuk reyot. Gubuk itu berdiri di atas tanah kontrakan yang mereka sewa Rp1 juta setahun. Atap bocor, dinding lapuk, lantai kayu sering kali ambruk. Bahkan, ular dan hewan berbisa lain kerap masuk, menebar rasa was-was. Dengan tiga anak laki-laki yang tumbuh di tengah kondisi itu, Mulyadi dan Mutia hanya bisa berpegang pada doa dan kesabaran.
“Saya bekerja sebagai buruh harian di perusahaan perumahan dengan penghasilan yang pas-pasan, cukup untuk makan saja, rasanya mustahil punya rumah sendiri. Sementara istri juga bekerja di sebuah jasa cuci baju untuk menopang biaya keluarga," ujarnya.
Namun, kejujuran dan kerja kerasnya tidak luput dari perhatian. Sang pemilik perusahaan, tersentuh oleh ketekunan Mulyadi, dengan menghadiahkan sebidang tanah kecil seluas 6x7 meter. Mulyadi sempat menolak. Karena saat itu ia tak punya uang untuk membangun.
Hingga suatu hari, sebuah informasi mengubah segalanya. Seseorang menyarankannya untuk mengajukan bantuan ke UPZ BAZNAS Semen Padang. Dengan penuh kerendahan hati, Mulyadi mencoba peruntungan itu. Doa yang ia panjatkan bertahun-tahun akhirnya terjawab.
UPZ BAZNAS Semen Padang pun turun tangan. Batu demi batu, kayu demi kayu, disusun menjadi bangunan yang kini mereka sebut rumah. Memang sederhana, memiliki satu kamar, namun sudah jauh lebih layak dibandingkan gubuk lama yang hampir roboh. “Saya tidak pernah bermimpi sampai sejauh ini. Rumah ini hadiah terbesar untuk keluarga kami,” ucap Mulyadi.
Kini, keluarga kecil itu masih menunggu tahap pembangunan berikutnya, yaitu dapur dan kamar mandi. UPZ BAZNAS Semen Padang berkomitmen melengkapinya agar rumah tersebut segera benar-benar layak huni dan ditempatinya.
Di depan rumah barunya, Mulyadi berdiri sambil menatap ketiga anaknya yang berlarian kecil di halaman sempit. Senyum merekah di wajahnya. Dari seorang buruh yang hanya mampu menyewa gubuk reot, kini ia bisa menatap masa depan lebih pasti. “Semoga anak-anak saya nanti tidak lagi merasakan hidup di gubuk seperti dulu,” katanya.
Rumah itu mungkin kecil, tapi bagi Mulyadi, Mutia, dan tiga putra mereka, ia adalah istana. Sebuah bukti bahwa harapan tidak pernah benar-benar hilang, asalkan hati tetap jujur dan doa terus dipanjatkan.
"Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih banyak kepada UPZ BAZNAS Semen Padang dan karyawan PT Semen Padang yang telah menyalurkan zakatnya hingga bisa kami menerima manfaatnya," kata dia.
Ketua UPZ BAZNAS Semen Padang, Iskandar S. Taqwa, menegaskan bahwa bantuan ini merupakan wujud nyata dari dana zakat yang dikelola perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat. “Ini adalah hak mustahik yang kita salurkan. Melihat senyum keluarga Mulyadi membuat kami yakin bahwa zakat yang dikelola dengan baik mampu mengubah kehidupan. Kami ingin keluarga ini tinggal dengan tenang, tanpa rasa cemas lagi karena rumahnya roboh,” ujarnya penuh haru.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Padang, Win Bernadino menyebutkan, program bantuan rumah ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
“PT Semen Padang tidak hanya hadir sebagai produsen semen, tapi juga sebagai bagian dari solusi sosial di tengah masyarakat. Kami berharap rumah ini tidak sekadar atap dan dinding, tapi juga menjadi tempat lahirnya semangat baru bagi keluarga Mulyadi untuk menata masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Program Bedah Rumah Layak Huni yang dijalankan oleh UPZ BAZNAS Semen Padang tak hanya menyentuh aspek kemanusiaan, tetapi juga sejalan dengan visi pembangunan nasional. Bantuan ini mencerminkan semangat pemerataan kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin, sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden RI—khususnya pada poin kelima tentang peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia dan poin kedelapan yang menekankan revolusi karakter bangsa berbasis nilai kepedulian dan gotong royong.
“Program seperti ini bukan hanya bentuk kepedulian sosial, tetapi juga kontribusi nyata perusahaan dalam mendukung arah pembangunan nasional. Melalui zakat karyawan, kita mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat dan menumbuhkan karakter bangsa yang peduli, sebagaimana diamanahkan dalam Asta Cita Presiden,” ujar Win Bernadino. (*)